Sejarah Desa

Sejarah Desa

Setiap desa pasti memiliki sejarahnya masing-masing, demikian halnya dengan Desa Prambontergayang, Sejarah asal muasal Desa seringkali tertuang dalam dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun-temurun dan disampaikan dari mulut kemulut. Sehingga sulit dibuktitkan kebenarannya secara fakta.

Konon pada zaman dahulu yaitu masa kerajaan Mataram kuno sekitar abad ke XV tersuratlah sebuah kisah tentang asal-usul sebuah peradaban, berawal dari sebuah daerah terpencil tepatnya di pedukuan Kenduruan. Dipagi yang masih buta tampaklah dua pemuda bersaudara yang sedang berkemas-kemas menyiapkan bekal seadanya untuk berangkat mengembara mencari jati diri dan makna kehidupan serta ingin lebih mendekatkan diri kepada Sang Hyang  Widi Wasa Pencipta Alam Semesta. Dari kedua pemuda itu sang kakak bernama Kromo Sentiko dan sang adik bernama Kromo Rewok. Setelah berembuk sesaat mereka kemudian memutuskan untuk memulai pengembaraannya berjalan ke arah selatan menyusuri sungai menerobos lebatnya hutan jati yang masih perawan yang sama sekali belum pernah dirambah manusia.

Tepat tujuh hari dalam perjalanan maka sampailah mereka pada suatu tempat yang dihuni oleh ratusan monyet (krapyak), anehnya monyet-monyet itu hanya berkumpul di satu pohon gayam besar yang tak jauh dari sungai dan di bawah pohon itu ada sebuah Perabon tua. Seiring berjalannya waktu hingga suatu saat tibalah seorang penadatang yang menghadap pada Kromo Sentiko namanya Kromo Genjit, sebagai pendatang baru Kromo Genjit merasa berkewajiban menghadap Kromo Sentiko sebagai wujud rasa hormat kepada tetua yang babad tempat itu, adapun maksud kedatangan Kromo Genjit adalah meminta ijin pada Kromo Sentiko untuk babad alas di sebelah utara sungai, permintaan itupun oleh Kromo Sentiko langsung disetujui. Keesokan harinya Kromo Genjit memulai pekerjaannya membuka hutan, anehnya di tempat itu sangat banyak ditumbuhi pohon Gayam sementara daerah sekitar yang tumbuh kebanyakan adalah pohon jati, hingga akhirnya oleh Kromo Genjit tempat itu diberi nama pedukuhan Gayam.

Singkat cerita dari ketiga pedukuhan tersebut telah mengalami perubahan dan pemekaran hingga menjadi dua Kelurahan yang membawahi beberapa pedukuhan kecil. Yang pertama Kelurahan Prambon (diambil dari kata Perabon) dan membawahi tiga pedukuhan kecil yaitu Dukuh Banaran, Dukuh Karang tawang (yang kemudian berganti nama menjadi Jalin) dan yang terakhir Dukuh Sawahan. Kelurahan yang kedua bernama Kelurahan gayam yang membawahi dua pedukuhan kecil yaitu Kenti dan Dalwo. Kemudian pada masa Orde Baru yaitu pada masa pemerintahan Lurah Talkah terjadi penggabungan dua kelurahan tersebut menjadi satu Desa dan diberi nama PRAMBONTERGAYANG, yang diambil dari kata Prambon diateri Gayam.

(Nara sumber : Bpk. Tarsilan – salah satu garis keturunan Kromo Sentiko)

 

SEJARAH PEMERINTAHAN

Adapun sejarah kepemimpinan Lurah/Kepala Desa Prambontergayang yang diketahuai Sampai dengan sekarang antara lain :

1. Lurah Sojo : Dari Tahun 1909 Sampai 1919.

2. Lurah Umar : Dari Tahun 1919 Sampai 1929.

3. Lurah Gondo Mustopo : Dari Tahun 1929 Sampai 1931

4. Lurah Joyo Urip  : Dari Tahun 1931 Sampai 1961.

5. Lurah/Kades Talkah : Dari Tahun 1961 Sampai 1990.

6. Kades Ashror : Dari Tahun 1990 Sampai 1999.

7. Kades Ahmad Saerozi : Dari Tahun 1999 Sampai 2013.

8. Kades Sayatri Handoko Warih : Dari Tahun 2013 Sampai sekarang